Morbi diam turpis, tristique a sollicitudin eget, sodales viverra nibh. Phasellus tortor tortor, convallis sit amet congue luctus, aliquam eu magna. Sed tristique eleifend tempus. Sed pulvinar luctus dui, at rhoncus mauris imperdiet sed. Proin varius sem et eros gravida nec tincidunt nisl mollis. Vestibulum...
Generally unisex and Uggs Outlet at all times made of sheepskin, Ugg boot uggs on sale usually are generated with fleece protector in regards to the inside and ultizing a tan external area. The only real is often synthetic.
The cost of a new car nowadays equals about what my parents paid for their first home. It's not a purchase to be taken lightly. You want to do everything possible to ensure you get a great deal..
When we give thought to present shelves, the Fashion product and manner present shelves at retailer home windows rapidly springs to mind, there is however undoubtedly much more to clothes fittings.
1.Beda sistem pemerintahan Belanda dengan Jepang
ditinjau dari aspek politik, ekonomi, militer, dan social budaya.
2.Kronologis berakhirnya masa colonial Belanda
3.Ruang lingkup masa penjajahan Jepang dan peristiwa
Rengasdengklok
4.Faktor yang menyebabkan tumbuhnya nasionalisme di
Indonesia
5.Kronologis detik-detik proklamasi
JAWAB:
Kronologi Detik-Detik
Proklamasi 17 Agustus 1945
Perdebatan Antara Golongan Tua & Golongan Muda
Proklamasi,
ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan
tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama
menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana
kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang
Tanggal 15
Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman
Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung
Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi (
1984:58 ); Ahmad Soebardjo ( 1978:85-87 ) sebagai berikut:
Namun, para
pemuda terus mendesak; ” apakah
kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai
hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang
Sucinya ‘!”. ” Mengapa
bukan rakyat itu sendiri yang memprokla masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyata kan
kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa
Pukul 04.00
dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda
dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat
mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi ( 1984:60 ).
Bung Karno marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan
pertimbangannya yang sehat.
Detik-Detik
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Hari Jumat di
bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur.
Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para
tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan
setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk
memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat
berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita,
untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia (
Hatta, 1970:53 )
Pembacaan Teks
Proklamasi Indonesia
“Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk
menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah
kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk
kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi
kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa
kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita
untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini
tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya,
tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan
sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan
nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani
mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka
kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat
Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat,
bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan
dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta.
Teks Proklamasi Indonesia
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada
satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini
kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka,
kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu“. (
Koesnodiprojo, 1951 ).
Acara, dilanjutkan
dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan
Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka,
lebih kurang dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk
mengibarkan bendera, dia menolak: ” lebih
baik seorang prajurit ,” katanya. Pengibaran Sang Saka Merah Putih
Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme Indonesiaadalah suatu gerakan kebangsaan yang
timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan
berdaulat. Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada
bangsaAsiaAfrikakhususnyaIndonesia. Faktor-Faktor Nasionalisme
Indonesia
Faktor dari
dalam (internal)
·Kenangan
kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah
mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan
kolonialisme barat. BangsaIndia,Indonesia,Mesir, danPersiapernah
mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan
masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Perasaan
senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
§Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya
golongancendekiawanbaik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri.
Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional
Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
§Paham nasionalis yang
berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
1.Dalam bidang
politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat
pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia.
Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
2.Dalam bidang
ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.
Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
3.Dalam bidang
budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan
budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di
Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Faktor dari luar (eksternal)
§Kemenangan Jepang atas Rusia
(1905)
Pada tahun 1904-1905JepangmelawanRusiadan tentara
Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang
dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan
dalam bidangmiliter. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
§Pergerakan Kebangsaan India
Indiauntuk
menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India
National Congres”. Tokohnya,Mahatma Gandhi,Pandit Jawaharlal
Nehru,B.G. Tilak, dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar
perjuangan :
1.Ahimsa(dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
2.Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka
tetapi masuk kantor atau pabrik.
3.Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah
kolonialInggris.
4.Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri
sendiri.
§Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri
sepertinasionalisme,liberalisme,sosialisme,demokrasidanpan islamismejuga menjadi
dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan
paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada
organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
Penjajahan Jepang di Indonesia
* 8 Maret 1942 Jepang mendarat di Kalimantan untuk menguasai sumber minyak mentah
* Tanggal 9 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Penyerahan di Kalijati, Subang, Jabar.
*Pihak Belanda:Letjen Ter Porten
*Pihak Jepang Letjen Hitoshi Imamura
*Saat dikuasai Jepang Indonesia dibagi dua:
1) P. Jawa dan Sumatra di bawah komando angkatan darat, berpusat di Jakarta
2) Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Ujung Pandang
*Propaganda Jepang:
1) Gerakan 3A:
Jepang pemimpin asia
Jepang pelindung asia
Jepang cahaya asia
2) Jepang adalah saudara tua Indonesia
3) Jepang membentuk Putera
4) Jepang bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan
*Indonesia dimasukkan dalam kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, dibawah kepemimpinan Jepang.
*Tujuan Kedatangan Jepang ke Indonesia:
1. Menguasai wilayah Indonesia. Bukti:
1.1 Ind dijadikan sbg sumber bahan mentah
1.2 Romusha
1.3 Semua kegiatan Parpol dilarang
2. Tentara pendudukan Jepang melakukan pemerasan ekonomi:
2.1 Petani wajib menyetorkan hasil panen padi,jagung &ternak
2.2 Petani wajib menanam jarak untuk pelumas senjata
2.3 Hutan-hutan ditebang untuk kebutuhan industri
2.4 hasil perkebunan harus disetor pada Jepang
2.5 penyerahan besi atau logam untuk kebutuhan industrysenjata
3. Pemuda-pemuda Indonesia dikerahkan untuk romusha (kerja paksa)
4. Jepang membentuk organisasi semi militer dan militer penuh
4.1 Semi militer:
a. Seinendan, 29 April 1943
Tujuan: mendidik dan melatih pemuda Indonesia untuk
mempertahankan Indonesia dengan kekuatan sendiri
b. Keibodan, 29 April 1943, Barisan pembantu Polisi
c. Fujinkai,Agustus 1943, Himpunan Wanita
Wanita usia >15 th dilatih militer
d. Jawa Hokokai, 1944, dibentuk Jend. Kumkici Harada
4.2 Militer Penuh:
a. Peta, 3 Oktober 1943
b. Heiho, April 1943, pembantu prajurit Jepang
Tentara Jepang hanya 3, 5 tahun
saja menjajah Indonesia, namun kekejamannya seakan melebihi Belanda. Bukan hanya
kerugian di bidang materil, namun juga dari sisi mentalitas dan kehormatan.
Sebuah catatan sejarah gelap suatu bangsa yang melakukan penjajahan dengan
sempurna.
Salah satunya adalah catatan kelam
tentang para wanita yang dijadikan pemuas kebutuhan binatang tentara Jepang di
masa penjajahan. Mereka kini sudah jadi nenek-nenek, tapi kekejaman tentara
Jepang yanrg sedang gila di masa itu, masih terbayang dengan jelas, belum
terkubur.
Penjajahan Jepang
Salah satu analisa kenapa Jepang
bersemangat untuk menguasai benua Asia adalah karena kebutuhan atas sumber
enegi minyak bumi. Hal itu semakin memuncak saat geliat industri di Jepang
mulai naik, sementara negara-negara Barat yang diwakili oleh Amerika
mengembargo minyak ke Jepang.
Maka mulailah Jepang melancarkan
serangan ke Asia. Padahal awalnya Jepang berkampanye menjadi pelindung Asia.
Ada selogan di masa itu bahwa Jepang Cahaya Asia, Jepang Pemimpian Asia dan
Jepang Pelindung Asia.
Tetapi yang terjadi kemudian
justru Jepang menjadi musuh sekaligus penjajah Asia. Termasuk menjadi malaikat
pembunuh buat bangsa Indonesia. Kedatangan Jepang menandai sejarah hitam bangsa
Indonesia sepanjang tiga setengah tahun.
Di level dunia, meski awalnya
pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus,
namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat,
Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus. Apalagi bila mereka ingin
menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara.
Armada Kekuatan Yang Dahsyat
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima
Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang nekad, yaitu
mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar.
Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal
induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur,
tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik
Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawai.
Tentara Jepang Masuk Indonesia
Hanya di awal pendudukan, Jepang
bersikap baik kepada bangsa Indonesia. Sebab kedatangan Jepang ternyata bisa
mengusir Belanda yang sudah 14 keturunan menguasai kepulauan nusantara.
Para orang tua yang kini sudah
kakek-kakek menceritakan bahwa rakyat sulit mendapat obat-obatan. Rumah-rumah
sakit langka. Mereka yang menderita koreng dan jumlahnya banyak sekali, sulit
mendapatkan salep. Alwi Sahab dalam tulisannya sampai menuliskan bahwa terpaksa
uang gobengan digecek dan ditemplok ke tempat yang sakit sebagai ganti perban.
Saking laparnya, tempat sampah
menjadi tempat paling favorit bahkan orang berebut makanan sisa buangan makan
orang Jepang. Kalau bukan rebutan makanan di tempat sampah, penjajah Jepang
memrintahkan rakyat makan bekicot.
Radio yang hanya dimiliki beberapa
gelintir orang disegel. Hanya siaran pemerintah Dai Nippon yang boleh
didengarkan. Kalau sampai ketahuan rakyat mendengarkan siaran luar negeri pasti
akan dihukuman berat. Orang akan bergidik bila mendengar Kempetai atau polisi
militer Jepang.
Ratusan ribu tenaga kerja paksa
atau disebut romusha dikerahkan dari pulau Jawa ke luar Jawa, bahkan ke luar
wilayah Indonesia. Mereka diperlakukan tidak manusiawi sehingga banyak yang
menolak jadi romusha.
Dan Jepang pun menggunakan cara
paksa. Setiap kepala daerah harus menginventarisasikan jumlah penduduk usia
kerja, setelah mereka dipaksa jadi romusha. Ribuan romusha dikerahkan ke medan
pertempuran Jepang di Irian, Sulawesi, Maluku, Malaysia, Thailand, Burma dan
beberapa negara lainnya.
Perempuan
Pemenuh Kebutuhan Seks Tentara Jepang
Dosa tentara Jepang tidak hanya
terbatas pada kelangkaan makanan, standar kesehatan yang nol, kerja paksa,
tetapi termasuk juga memperbudak para perempuan. Ribuan wanita Indonesia yang
ditangkap dan dipaksa menjadifujingkauatauiugun yanfualias -- perempuan pemuas seks tentara
Jepang.
Intinya, militer Jepang membuat
tiga kesalahan besar terhadap bangsa Indonesia:
1.
Kerja Paksa
Banyak laki-laki Indonesia diambil
dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma untuk melakukan
pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang
sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
2.
Perampasan Harta Benda
Tentara Jepang dengan paksa
mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya dari keluarga-keluarga
Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini menyebabkan kelaparan dan
penderitaan semasa perang.
3.
Perkosaan dan Perbudakan Perempuan
Perbudakan paksa terhadap
perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur
" bagi tentara-tentara Jepang.
Balasan Kepada Jepang
Lalu timbul sebuah pertanyaan
besar. KAlau Jepang telah menjajah negeri kita dan menimbulkan kesengsaraan
yang akut, lalu apa yang seharusnya sekarang kita lakukan?
Apakah kita harus marah dan
mengamuk menyesali nasib? Ataukah kita harus balas dendam melawan dengan
kekerasan? Atau kah ada cara lain yang lebih beradab?
Sekarang Jepang sudah berdamai
dengan Indonesia. Kedua negara saling membuka kedutaan di masing-masing ibu
kota. Dan Jepang banyak memberikan bantuan kepada negeri kita, baik dalam
bentuk pampasan perang, gedung, jalan, dan beragam fasilitas lainnya.
Zaman kolonial
Zaman Portugis
Keahlian bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal dan
persenjataan memungkinkan mereka untuk melakukan ekspedisi eksplorasi dan
ekspansi. Dimulai dengan ekspedisi eksplorasi yang dikirim dariMalakayang baru ditaklukkan dalam tahun 1512, bangsa Portugis merupakan
bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia,
dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-rempah yang berharga[2]dan untuk memperluas usahamisionarisKatolik Roma. Upaya
pertama Portugis untuk menguasai kepulauan Indonesia adalah dengan menyambut
tawaran kerjasama dariKerajaan Sunda.
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda
Kalapa pada tahun berikutnya untuk membangun benteng dikarenakan adanya masalah
di Goa/India.
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentaraKesultanan
Demakke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang
Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal22
Juni1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinyaJakarta.
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor,FloresdanTimor Portugissetelah mereka mengalami kekalahan
dalam tahun 1575 di Ternate, dan setelah penaklukan Belanda atas Ambon, Maluku
Utara dan Banda.[4]Pengaruh Portugis terhadap budaya Indonesia relatif kecil:
sejumlah nama marga Portugis pada masyarakat keturunan Portugis diTugu,Jakarta Utara, musik
keroncong, dan nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da Costa, Dias,
de Fretes, Gonsalves, Queljo, dll. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat
sejumlah kata pinjaman daribahasa
Portugis, seperti sinyo, nona, kemeja,
jendela, sabun, keju, dll.]]
Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia
Timur) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan
Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut
Hindia Timur karena ada pula VOC yang merupakan perserikatan dagang Hindia
Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan
pembagian saham.
VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk
Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini
berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi
ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan;
delegasi Amsterdam berjumlah delapan.
Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni.
Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut
dalam bahasa Belanda.
Peristiwa
Rengasdengklok
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh,
Sukarni, dan Wikana --yang konon
kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran,
dan pada dini hari tanggal 16 Agustus1945. Bersama
Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa
Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru
berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa
Rengasdengklok. Tujuannya
adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di
sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para
pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta,
golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto
untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok.
Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad
Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru
memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah
masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di
Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka
tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum
perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh
Indonesia.
[Pertemuan
Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor
Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala
pemerintahan militer Jepang (Gunseikan)
di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala
Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan
rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus1945 telah
diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan
proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal
Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan
menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido,
ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar
Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak
tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan
ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio
dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah
Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan
rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi.
Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura,
Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi
dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro
(Mbah) dan Sayuti Melik.
Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks
tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia
ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan
kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno
menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of
power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik
tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim
Nishijima masih didengungkan.Setelah konsep selesai disepakati,
Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang
diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann
Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman
Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur 56(sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar